Monday, November 30, 2009

Civitas Khusus / Edisi 47 / Kampus Civitas

JALAN BERLIKU PEMIRAMA BEM UNTAN

Oleh: Neneng Purwanti

Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemirama) Universitas Tanjungpura (Untan) tahun 2009 yang berlangsung pada Senin (23/03) lalu, telah menghantarkan pasangan Aditya Nugroho dan Riza Fachrozi melenggang menjadi BEM Untan terpilih 2009 dengan mendapatkan total suara berkisar 1.243 suara.

Terpilihnya pasangan presiden dan wakil presiden mahasiswa yang baru merupakan pertanda berakhirnya masa kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Untan demisioner periode 2008/2009. Apalagi dengan telah dilakukannya Sidang Umum Keluarga Besar Mahasiswa (SU KBM) Untan, Sabtu (06/06) kemarin di fakultas Pertanian. SUKBM merupakan agenda rutin tahunan saat berakhirnya kepengurusan BEM, DPM Untan demisioner pasca pemirama sekaligus pelantikan kepengurusan BEM/DPM terpilih.

Setelah melalui proses yang cukup panjang dijalani oleh pasangan BEM terpilih ini, mulai dari waktu pemungutan suara sampai pada penetapan hasil pemirama hingga menunggu masa pelantikan memakan waktu yang cukup lama sekitar tiga bulanan. Kondisi ini menyebabkan kevakuman kepengurusan BEM selama beberapa saat. Hal ini terlihat secara jelas ketika markas BEM yang terletak di Jalan M. Isya, komplek UKM Untan ini kosong menunggu penghuni barunya. Selain itu keterlambatan pengukuhan kepengurusan ini membuat agenda BEM banyak yang tertunda.

Wapresma, Riza Fachrozi mengungkapkan bahwa mereka sudah berinisiatif mengkomunikasikan masalah pelantikan ini kepada pihak-pihak terkait seperti BEM dan DPM demisioner. “Kami sudah menghubungi ketua BEM lama dan DPM lama serta persetujuan dari purek III untuk mempercepat proses pelantikan,” ungkap Riza.

Hal ini memancing opini masyarakat kampus bahwa pemirama Untan tahun ini kurang sukses dan menimbulkan kecurigaan yang didasari adanya indikasi-indikasi yang tidak baik dalam proses demokrasi di kalangan mahasiswa Untan. Namun, fakta lain diungkapkan mantan ketua DPM Untan, Sutami mengatakan pada dasarnya masalah BEM terpilih ini sudah clear. “Dari pihak KPRM kan sudah memberikan surat keputusan, berarti sudah ada kepastian dari KPRM jadi tinggal inisiatif dari BEM yang terpilih untuk kapan melakukan pelantikan atau pengukuhan kepengurusan mereka” tambah mantan ketua DPM demisioner tersebut. Hal senada diungkapkan oleh Purek III Edy suratman, yang kami temui di ruang kerjanya. Ketika dimintai tanggapan mengenai lamanya proses pelantikan BEM Untan, beliau mengatakan bahwa masalah ini sudah clear dengan bukti sudah dilakukannya Sidang Umum (SU) jadi tinggal menunggu SU dari DPM terpilih saja. Dalam hal ini Purek III merasa harus mengintervensi karena prosesnya dinilai terlalu bertele-tele, “BEM mengalami kevakuman yang terlalu lama, saya harus mengintervensi masalah ini”, ungkapnya. Kemudian ketika ditanya mengenai harapan terhadap BEM terpilih, beliau mengungkapkan keoptimisan terhadap kinerja BEM kedepannya. “Saya optimis, apalagi saya melihat wajah-wajah mereka adalah orang yang bertanggung jawab, dan saya bisa bekerja sama dengan siapa saja yang terpilih tapi kita sama-sama tahu bahwa saat ini yang diperlukan adalah pemimpin yang bertanggung jawab dalam segala hal, termasuk dalam memanajemen organisasi”. Selain itu, mengenai isu-isu yang membuat situasi tidak kondusif yang mewarnai pemirama tahun ini beliau berkomentar harus adanya sistem demokrasi yang bersih yaitu sikap sportif dari peserta pemirama.

Riza Fachrozi, wakil presiden mahasiswa terpilih mengatakan ada pihak-pihak yang tidak puas atas pelaksanaan SU KBM yang berlangsung di Fakultas Pertanian kemarin dengan alasan pemindahan tempat tanpa klarifikasi dan pemilihan ketua DPM yang seharusnya dilakukan pasca SU KBM bukan pada saat berlangsungnya SU KBM tersebut. “Dari beberapa BEM fakultas telah mengirim surat gugatan kepada Purek III untuk melakukan sidang umum ulang, tetapi dalam SU ulang ini tidak ada lagi agenda lpj dari BEM demisioner karena hanya berisikan penetapan anggota DPM dan penetapan BEM terpilih saja”, tegas Riza.

Menurut Dedi mahasiswa fisip ’07, panitia SU KBM 2009 yang dihubungi via telepon, acara tersebut dihadiri oleh Purek III, DPM, ketua dan wakil BEM dan jumlah pesertanya mencapai ± 30 orang dengan agenda mendengarkan laporan pertanggungjawaban kepengurusan dan serah terima jabatan. Mengenai masalah pemindahan tempat berlangsungnya acara tersebut, Dedi menjawab dengan alasan ruangan di Fakultas Teknik sudah ditempel nomor tes peserta selok. “Bukan tidak ada klarifikasi masalah tempat tapi perubahan tersebut benar-benar mendadak karena awalnya pemakaian ruangan di Teknik sudah diizinkan tapi dengan alasan sudah ditempel nomor tes, jadi alternatifnya pindah ke fakultas pertanian yang belum ditempel nomor tes” tegas Dedi.

Merujuk pada esensi peran BEM sebagai badan eksekutif tertinggi di lingkungan Untan, banyak harapan dari pasangan presiden mahasiswa dan wakil presiden mahasiswa terpilih. Banyaknya harapan ini memotivasi agar BEM menjadi cerminan bagi peradaban universitas yakni diwujudkan dengan perekrutan pengurus BEM yang kualifikasi dan transparansi sehingga bisa menjadikan BEM sebagai wadah aspirasi yang kompeten dari mahasiswa Untan.

Mengenai hal ini, wakil presiden mahasiswa, Riza Fachrozi mengatakan bahwa masalah susunan kabinet sedang disusun. Ketika ditanya mekanisme perekrutan kepengurusan, Riza mengungkapkan bahwa ini adalah hak prerogatif presiden itu sendiri, namun mereka akan berusaha untuk mengkoordinasikan kepada setiap fakultas untuk memiliki perwakilan. “Kami ingin setiap fakultas ada perwakilan sehingga seluruh elemen di Untan bisa dirangkul dan menamakan kepengurusannya dengan Kabinet Pelangi”, ujar mahasiswa pendidikan kimia semester 6 ini. Mengenai visi misi yang akan melandasi kinerja kepengurusan mereka, Riza mengungkapkan akan memprioritaskan masalah transparansi keuangan serta akan mengakomodir kepentingan setiap fakultas, dalam arti ada koordinasi yang aktif seperti forum ketua BEM fakultas untuk koordinasi masalah-masalah fakultas seperti dahulunya ada sebuah wadah yang berkembang mengenai kegiatan seputar BEM. “BEM untan harus di tata ulang terutama internal kepengurusan dan kami ingin menghidupkan kembali BEM Khatulistiwa, yang dulu pernah berjaya sewaktu diketuai Imam Wahyudi (mantan presma FKIP-red)” ungkapnya.