.bmp)
Dosen, “Malas Koreksi Skripsi” ?
Oleh :
Oleh :
Tantra Nur Andi
Sibuk urusan lain, banyak kerjaan luar. Dua hal inilah yang sering kali terlontar dari beberapa dosen saat mahasiswa meminta koreksian skripsinya. Ironis memang, namun kondisi inilah yang terjadi di dalam kampus terbesar di Kalbar. Banyak dosen Untan, lebih mengutamakan pekerjaan di luar dari pada menyibukkan diri mengoreksi skripsi mahasiswa bimbingannya.
Akibatnya ketika ujian skripsi, mahasiswa sering menjadi bulan-bulanan para dosen yang mengujinya. Sebab skripsi yang dibuat mahasiswa tersebut masih banyak kesalahan. Seperti yang dialami seorang mahasiswa Fakultas Pertanian Untan, Novi Ambriyanti.Ia mengaku saat dirinya menyusun skripsi, tiap ingin meminta koreksian skripsi per babnya, dosen pembimbingnya selalu sulit untuk ditemui.
“Pernah saya sudah janji dengan dosen pembimbing untuk minta koreksian skripsi. Tapi setelah menunggu berjam-jam ternyata dosen tersebut tidak datang,” katanya. Selain sering tidak menepati janji untuk bertemu, Novi mengeluh, dosen pembimbing skripsinya tidak pernah mengoreksi per bab skripsi yang ditulisnya.
“Kadang saat ditanya kembali, apakah outline skripsi yang telah di saya kumpulkan sudah diperiksa. Dosen tersebut justru sering mengatakan, aduh saya tak sempat mengoreksinya, saya lagi banyak kerjaan,” ujar Novi menirukan kata-kata dosennya.
Akibat dosennya malas mengoreksi outline skripsi, Novi mengaku skripsinya menjadi lama terselesaikan. Bahkan karena dosen pembimbingnya malas mengoreksi outline skripsi. Novi langsung mendapat persetujuan untuk ujian skripsi. Namun saat ujian skripsi ia di marah-marah oleh dosen penguji dan pembimbing skripsi. Sebab, skripsi yang ia kerjakan masih banyak kesalahan. “Karena skripsi saya masih dianggap banyak yang salah, akhirnya saya harus kembali memperbaiki skripsi saya,” ungkapnya. Keluhan mahasiswa terhadap dosen yang tidak mau mengoreksi skripsi tidak hanya di sampaikan oleh Novi. Banyak mahasiswa-mahasiswa lain di hampir semua fakultas mengeluhkan hal tersebut.
Hal yang sama juga dialami Arif, mahasiswa jurusan IPS FKIP. Ia mengeluh karena dosen pembimbing skripsinya sulit ditemui dan selalu tidak ada di kantor. Arif juga mengaku kesulitan menghubungi dosen pembimbingnya melalui telepon.“Setiap kali saya hubungi no Hp nya, dosen pembimbing saya tidak pernah mengangkatnya,” tutur Arif.[]
Sibuk urusan lain, banyak kerjaan luar. Dua hal inilah yang sering kali terlontar dari beberapa dosen saat mahasiswa meminta koreksian skripsinya. Ironis memang, namun kondisi inilah yang terjadi di dalam kampus terbesar di Kalbar. Banyak dosen Untan, lebih mengutamakan pekerjaan di luar dari pada menyibukkan diri mengoreksi skripsi mahasiswa bimbingannya.
Akibatnya ketika ujian skripsi, mahasiswa sering menjadi bulan-bulanan para dosen yang mengujinya. Sebab skripsi yang dibuat mahasiswa tersebut masih banyak kesalahan. Seperti yang dialami seorang mahasiswa Fakultas Pertanian Untan, Novi Ambriyanti.Ia mengaku saat dirinya menyusun skripsi, tiap ingin meminta koreksian skripsi per babnya, dosen pembimbingnya selalu sulit untuk ditemui.
“Pernah saya sudah janji dengan dosen pembimbing untuk minta koreksian skripsi. Tapi setelah menunggu berjam-jam ternyata dosen tersebut tidak datang,” katanya. Selain sering tidak menepati janji untuk bertemu, Novi mengeluh, dosen pembimbing skripsinya tidak pernah mengoreksi per bab skripsi yang ditulisnya.
“Kadang saat ditanya kembali, apakah outline skripsi yang telah di saya kumpulkan sudah diperiksa. Dosen tersebut justru sering mengatakan, aduh saya tak sempat mengoreksinya, saya lagi banyak kerjaan,” ujar Novi menirukan kata-kata dosennya.
Akibat dosennya malas mengoreksi outline skripsi, Novi mengaku skripsinya menjadi lama terselesaikan. Bahkan karena dosen pembimbingnya malas mengoreksi outline skripsi. Novi langsung mendapat persetujuan untuk ujian skripsi. Namun saat ujian skripsi ia di marah-marah oleh dosen penguji dan pembimbing skripsi. Sebab, skripsi yang ia kerjakan masih banyak kesalahan. “Karena skripsi saya masih dianggap banyak yang salah, akhirnya saya harus kembali memperbaiki skripsi saya,” ungkapnya. Keluhan mahasiswa terhadap dosen yang tidak mau mengoreksi skripsi tidak hanya di sampaikan oleh Novi. Banyak mahasiswa-mahasiswa lain di hampir semua fakultas mengeluhkan hal tersebut.
Hal yang sama juga dialami Arif, mahasiswa jurusan IPS FKIP. Ia mengeluh karena dosen pembimbing skripsinya sulit ditemui dan selalu tidak ada di kantor. Arif juga mengaku kesulitan menghubungi dosen pembimbingnya melalui telepon.“Setiap kali saya hubungi no Hp nya, dosen pembimbing saya tidak pernah mengangkatnya,” tutur Arif.[]