BHP yang sebentar lagi akan dihadapi Untan merupakan tantangan bagi Untan untuk menjadi mandiri. Mandiri yang berarti, dimana Untan tidak lagi mendapatkan dana bantuan dari pemerintah. Untan harus memiliki usaha sendiri dalam membiayai dirinya. Hal ini sangat tergantung bagaimana ‘orang-orang’ Untan.
Beberapa waktu lalu pemerintah pernah memberikan kesempatan kepada perguruan tinggi diseluruh Indonesia untuk mengikuti dana hibah. Tak terkecuali Untan Dana ini diberikan dengan tujuan sebelum PTN itu benar-banar mandiri. Dana ini dipergunakan olrh PTN untuk membenahi diri mereka sebelum bener-benar pemerintah tidak lagi memberikan bantuan.
Untuk mendapatkan dana hibah ini Untan bersaing dengan PTN lainya yang ada di seluruh Indonesia. Setiap PTN harus membuat proposal dengan berbagai kriteria yang Tapi karena terbentur dengan tidak terinventarisnya data asset-aset yang dimiliki oleh Untan maka Untanpun gagal mendapatkan dana hibah tersebut.
Aset-aset Untan yang belum terinventaris memang menjadi kendala Untan. Banyak cerita yang simpang siur tentang berapa banyak sebenarnya asset yang dimiliki Untan.
Apakah dufan yang dibangun selama dua bulan di stadion Untan merupakan salah satu jalan keluar untuk mendapatkan pemasukan ? Dufan yang menimbulkan adanya kontra dari sebagian mahasiswa tidak membuat Dufan urung dibangun. Malah hanya dalam waktu singkat Dufan telah berdiri dengan megahnya. Sebagian mahasiswa yang tidak setuju beralasan bahwa tidak sepantasnya dilingkugan pendidikan terdapat sarana hiburan. bahkan selama dua bulan Untan hanya mendapat dana dari penyewaan tempat itu sebesar 10 juta rupiah. Ini sangat kecil jika dibandng dengan keuntungan yang akan didapatkan Dufan. Bukankah lebih baik Untan mengembangkan intekektual para mahasiswa bukan malah membangun sarana hiburan. Di lingkungan akademik pula
Ini merupaka kerja keras bagi rector terpilih. Bagaiman kelak ia bisa mengelola aset-aset dan membuat data yang lengkap tentang apa saja ‘harta-harta’ Untan yag belum jelas. Terlebih lagi bagaimana kebijakan Untan untuk mengelola aset itu agar tidak mendatangkan pro dan kontra seperti halnya Dufan tersebut. Bahkan di sebuah Koran kota ada yang menulis bahwa Untan salah jalan dan hanya murni bisnis dalam pembangunan tersebut.
Jika Untan kedepan tidak mampu mencari jalan keluar bagaimana mengolah aset untuk membiayai seglaa kebutuhanya. Maka tak ada jalan lain kecuali membebankan semuanya ke mahasiswa dengan menaikan dana kemahasiswaan. Haruskah ini terjadi ?